Sejarah Penemuan dan Perkembangan Roda - Stark History

Sejarah Penemuan dan Perkembangan Roda

Stark History - Sepasang roda mainkan fungsi besar dalam moda pengangkutan serta transportasi. Sebelum diketemukan roda, manusia memakai binatang untuk menarik beban. Pada bangsa Indian Amerika, contohnya, beban diletakkan pada rangka kayu, membuat huruf “A”, yang diikat dengan tali dari kulit ke badan anjing atau lembu. Bangsa Prancis yang hadir di Amerika menamakannya frame beban ini travois. Tetapi, sebenarnya, roda telah dipakai bangsa Aztec di Meksiko tetapi lebih untuk bikin mainan tembikar, bukan sisi dari alat transportasi. Bangsa Mesopotamia membuat periuk serta mangkok dari tanah liat yang dibuat di atas roda yang diputar dengan tangan. Keperluan akan moda transportasi serta pengangkutan yang lebih efektif selanjutnya bawa manusia pada penciptaan roda.
Sejarah Penemuan dan Perkembangan Roda - Stark History

Roda Balok Kayu

Untuk mengalihkan beban yang lebih berat, manusia memakai tehnik menyeret beban. Balok kayu utuh diambil jadi alas untuk merubah beban berat, contohnya batu besar. Bangsa Mesir kuno mengerjakannya saat membuat piramid, 4000-3000 SM. Beberapa balok kayu ditempatkan dibawah beban. Saat beban ditarik maju oleh tenaga hewan, balok yang sudah dilalui selekasnya dipindahkan ke sisi depan. Demikian selanjutnya sampai beban sampai ke tempat yang diharapkan.

Roda Kayu Bergalur serta Gandar Poros Kayu

Tidak cuma memercayakan balok kayu jadi alas, juga manusia mulai memakai seperti kereta luncur. Balok kayu utuh masih dipakai, ditempatkan membujur dibawah kereta. Untuk jaga kereta masih di tempatnya, dibuatlah takik pada balok kayu. Dari sinilah cikal-bakal pemakaian roda sekaligus juga kereta beban. Berkembang kira-kira 3500-3000 SM, bangsa Sumeria direncanakan yang meningkatkan kereta beban ini. Mereka, seperti penemuan satu kereta dalam kompleks makam Puabi di wilayah Ur, membuat kendaraan simpel dengan dua serta empat roda. Dengan membuat takik pada balok kayu, diinginkan roda bisa bergerak dengan kecepatan sama. Tetapi nyatanya roda kayu tidak bisa menggelinding atau berputar-putar prima, sering cuma tergelincir. Selanjutnya takik itu diperluas sampai membuat seperti gandar atau sumbu penghubung dua roda.

Tympani serta Pelek Roda

Sebab roda yang menyatu dengan porosnya punyai kekurangan, nampaklah inspirasi memisahkannya. Dibuatlah roda dari kayu berupa lingkaran. Di tengahnya disiapkan lubang jadi tempat poros. Untuk jaga roda tidak lepas dari poros, dipasang seperti pasak pada ujung poros. Roda ini benar-benar tebal serta berat, dan tidak bisa meluncur kencang. Bangsa Romawi kuno menyebutkan mode ini, yang dipakai jadi gerobak pertanian, dengan nama tympani. Dikisahkan, waktu Julius Caesar masuk daratan Inggris, kira-kira 55 SM, ia temukan lukisan yang menunjukkan warga kuno Inggris sudah memakai mode roda bentuk ini pada kereta tempurnya. Kayu jadi bahan penting untuk bikin pelek, sumbu roda, serta pasak. Tetapi, mode ini memunculkan suara berdecit. Untuk kurangi suara itu, poros roda dilapis tembaga serta perunggu. Sampai beberapa lama, pelek berbahan kayu masih dipakai. Kira-kira 1000 SM, pelek dengan bahan logam, sama dengan kereta perang bangsa Celtic, mulai dipakai. Celtic, mulai dipakai.

Jeruji Roda serta Pelapis Roda

Di makam kuno Mesir, tergambar kereta tempur. Di bagian roda, kelihatan sumbu roda yang panjang dan ramping. Bentuk jerujinya kelihatan mudah serta artistik. Peleknya jadi satu dengan jerujinya. Kereta tempur Mesir, kira-kira 2000 SM, mempunyai enam jeruji, sedang kereta angkut memiliki empat jeruji. Penemuan jeruji membuat roda jadi lebih mudah serta mempermudah bermanuver buat kereta perang. Bentuk jeruji tidak berkembang sampai pada 1802 G.F Bauer mendaftar penemuannya berbentuk formasi banyak kawat jeruji yang menyambungkan pelek dengan poros roda. Pada 1874, James Starley dari Inggris mengembangkannya; jeruji roda dipasang sama-sama bersilang, bergesekan, yang jadikan roda lebih kuat. Roda memiliki bahan kayu sebelumnya dikasih susunan dari logam yang ditempelkan pada pelek. Pemasangan dikerjakan pintar besi. Sesudah logam melekat keseluruhnya, bagian-bagian dipaku supaya tidak terlepas. Diluar itu, di sejumlah tempat dikasih ikatan, berbentuk plat logam juga, untuk menahan ban lepas dari peleknya.

Ban Karet

Kira-kira 1839, Charles Goodyear, seseorang pemilik roko alat pertanian yang pailit, mengenalkan tehnik vulkanisasi untuk memproses karet jadi ban atau pelindung roda. Sesudah ban kompak dipakai jadi pelapis roda, Robert William Thomson, insinyur muda dari Skotlandia, mengenalkan ban berisi udara pada 1847. Ban udaranya dipasangkan pada roda kereta yang ditarik kuda. Hasilnya, pergerakan kereta hampir tanpa ada goncangan. Selanjutnya, untuk pertama kali, ban berisi udara untuk roda mobil dikenalkan Andre serta Eduard Michelin, kedua-duanya usahawan dari Prancis, pada 1895. Roda juga jadi makin nyaman untuk digelindingkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Terciptanya Biskuit - Stark History

Sejarah Slogan ‘Keep Calm and Carry On’ - Stark History

Sejarah Kuliner Ayam Taliwang di Nusantara - Stark History