Sejarah Terciptanya Sabun Mandi - Stark History
Sejarah Terciptanya Sabun Mandi
Stark History - Riwayat sabun diawali semenjak bahan basic pengerjaan sabun diketemukan. Kapan sabun diketemukan pertama-tama, perubahan cara membuat sabun, type jenis sabun serta karakter sabun itu berlainan menurut opini beberapa pakar riwayat. Riwayat sabun mandi transparan untuk bayi seperti sabun lux dettol bisa dipahami dari catatan riwayat pengerjaan sabun berbentuk manuskrip periset. Dalam artikel ini, anda akan pelajari riwayat sabun (bukan sekedar sabun transparan) di Eropa serta Amerika, tahun perubahan tehnologi sabun, type jenis sabun serta karakter sabun. Dibagian artikel lain, kami sudah menerangkan langkah membuat serta pengerjaan sabun, baik itu langkah membuat sabun cair atau langkah membuat sabun batangan. Silahkan anda baca bila perlu.
Tahun 2800 SM
Satu benda seperti sabun yang direncanakan peninggalan tahun 2800 SM (sebelum masehi) diketemukan beberapa periset saat lakukan ekskavasi Babilon Kuno. Beberapa pakar memprediksi sabun pertama-tama dibikin oleh bangsa Babilonia, Mesopotamia, Mesir, Yunani serta Romawi. Walau ada ketidaksamaan opini siapa penemu kali pertamanya tapi opini umum menjelaskan jika bangsa yang pakar membuat sabun ialah Babilonia. Sabun diketemukan dengan tidak menyengaja lewat cara mencampurkan lemak/minyak serta abu soda. Pada saat awalannya, sabun dipakai untuk membersihkan perlengkapan masak serta benda lain. Sabun belum dipakai untuk mandi. Data riset tunjukkan jika sabun sudah dipakai lebih dari 5000 tahun di industri manufaktur tekstil untuk membersihkan wool serta katun serta dunia medis (kesehatan). Bangsa Mesir sudah membuat sabun dengan mencampurkan minyak (nabati) serta lemak (hewani) dengan alkali untuk membuahkan senyawa seperti sabun. Hal itu tertera dalam papirus Eber. Menurut Pliny the Elder, beberapa orang Fenisia (Phoenician) memakai lemak (tallow) kambing serta abu soda untuk bikin sabun pada tahun 600 SM. Bangsa Romawi kuno membuat sabun pada awal-awal era masehi. Mereka membuat sabun mencari urine (air seni). Seterusnya sabun terkenal pada saat Kekaisaran Romawi Bangsa Celtic membuat sabun dari lemak hewan serta abu (plant ashes). Mereka menyebut produknya ‘SAIPO‘. Dari kata saipo berikut kata soap (sabun) berasal.
Riwayat sabun pada saat Islam (seputar era 7 Masehi)
Dari catatan riwayat didapati jika pengerjaan sabun dengan kekinian sudah diawali pada jaman pertengahan, seputar era ke 7 M. Pada era ini ialah awal-awal kejayaan Islam yang disebarkan oleh Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Pada saat ini, Eropa masih diliputi waktu kegelapan. Al-Razi yang disebut sarjana kimia Muslim asal Persia sukses membuat racikan/formula sabun. Riwayat ini jarang-jarang didapati oleh orang Islam. Ahmad Y al-Hassan dalam bukunya Technology Transfer in the Chemical Industries menerangkan jika sabun kekinian ialah warisan Islam. Bermula dari penemuan formula sabun itu, selanjutnya banyak muncul pengusaha-pengusaha di sejumlah kota Islam seperti Nablus (Palestina), Kufah (Irak), serta Basrah (Irak). Minyak zaitun serta minyak aroma (essential oil) jadi bahan baku pengerjaan sabun pada saat itu. Pada saat kekhalifahan ke-2 bahan itu pertama-tama di produksi oleh kimiawan Muslim. Bahkan juga, formula penting pengerjaan sabun tidak sudah pernah beralih, tapi beberapa elemen basic diganti oleh bahan kimia sintetis.
Monopoli produksi serta perdagangan sabun oleh raja James I
Riwayat mencatat jika negara Italia, Spanyol serta Perancis adalah pusat pabrik pengerjaan sabun yang pertama di Eropa. Pada tahun 1622 perubahan usaha sabun sangat baik. Waktu itu sabun diperjualbelikan berbentuk monopoli. Ialah raja James I yang memberi legitimasi pasar monopoli pada beberapa pembuat sabun hingga berharga $100.000 per tahun. Pengerjaan sabun berkembang dari Eropa serta menebar ke Amerika. Riwayat sabun di benua Amerika diawali pada tahun 1608. Pada awalnya ialah pembuat sabun hadir ke Amerika dengan menumpang kapal Inggris yang ke-2 di Jamestown, VA. Pengerjaan sabun di Amerika cukup terganggu sebab benar-benar tergantung pada persediaan lemak yang ada.

Komentar
Posting Komentar